Bursa Saham Eropa ‘Kebakaran’, Wall Street Menyusul?

Bicara soal bursa saham, apakah kamu sudah mengetahui jam bursa saham di Indonesia? Tentu saja, jam bursa saham merupakan hal yang sangat penting  bagi kamu yang terjun langsung ke dunia saham. Namun kali ini kami tidak akan membahas tentang hal tersebut, melainkan Bursa Saham Eropa yang sedang kebakaran.

Selain jam bursa saham di Indonesia, kamu juga harus mengetahi tentang jam bursa saham di dunia, untuk menambah pengetahuanmu. Saat ini terdapat beberapa perusahaan besar yang menguasai bursa saham di dunia, dua diantaranya berasal dari Indonesia. Nah daripada berlama-lama, langsung saja kita lanjut ke pokok pembahasan sebagai berikut.

Bursa saham New York sepertinya akan mengalami koreksi. Hal ini juga tampaknya terjadi pada bursa saham Eropa yang telah diberhentikan dan semua indeks utamanya telah jatuh tajam .

Dikutip dari Reuters, pada hari Kamis, 20 Agustus 2020 pada pukul 19:22 WIB, Hussein Sayed, Chief Market Strategist di FXTM menyampaikan perkembangan indeks saham utama Benua Biru bahwa Mood pasar telah berubah sejak notula rapat (minutes meeting) bank sentral AS dirilis. Hal ini seperti mengingatkan investor bahwa ekonomi masih belum pulih.

Investor menanggapi dengan gugup notula Komite Pengambil Kebijakan Bank Sentral AS (Federal Open Market Committee/FOMC) edisi Juli 2020 sepanjang hari ini. Terdapat hal yang mengkhawatirkan mereka yaitu ”suasana kebatinan’ di dalamnya. Namun, disamping itu hasil rapat tersebut seperti yang diharapkan, yaitu suku bunga acuan dipertahankan diantara 0-0,25%.

Kata ketidakpastian (uncertainty) muncul delapan kali dalam notula sebanyak 13 halaman. Misalnya, halaman delapan menyebutkan bahwa dampak ekonomi dari pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) menciptakan ketidakpastian yang semakin lebih besar.

Dalam notula tersebut tertulis bahwa berbagai perkiraan ekonomi menjadi lebih sulit dan menantang daripada sebelumnya. Hal ini terjadi karena tekanan yang terjadi tentang ketidakpastian terkait dengan dampak ekonomi dari pandemi meningkat sangat tinggi.

Oleh karena itu, dampak dari merebaknya wabah virus Corona yang sudah berdampak buruk pada perekonomian ini sepertinya akan membuat laju pemulihan ekonomi di Negeri Paman Sam itu tampaknya lebih lambat dari perkiraan semula.

Dalam notula tersebut juga tertulis bahwa pemulihan laju Produk Domestik Bruto (PDB) dan tingkat pengangguran pada paruh kedua 2020 mungkin tidak secepat yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini dikarenakan aktivitas ekonomi melambat ke rekor terendah pada kuartal II-2020.

Selain koreksi yang terjadi di Eropa, tampaknya koreksi tersebut juga masih akan menghantui Wall Street. Pada data futures pukul 19:30 WIB menunjukkan bahwa indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) telah turun 0,4%, dan sementara itu S&P 500 melemah 0,23%.

Data ketenagakerjaan di Negeri Paman Sam memungkinkan investor untuk mundur teratur, ini terjadi karena jumlah klaim tunjangan pengangguran untuk pekan yang berakhir 15 Agustus 2020 adalah 1,106 juta.  Meningkat dibandingkan pekan sebelumnya yaitu 971.000.

Data tersebut memberi konfirmasi dari proyeksi The Fed bahwa pasar tenaga kerja memang masih rentan. Prospek pemulihan ekonomi pun menjadi samar-samar ini dikarenakan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang belum berakhir.

Nah itulah beberapa informasi yang dapat kami sampaikan seputar dunia bursa saham, mudah-mudahan informasi di atas dapat bermafaat khususnya untuk kamu yang sedang mempelajari dunia bursa saham. Apabila ada kekurangan dalam penulisa informasi, kami mohon maaf dan terimakasih.